Senin, 21 Desember 2009

Sistem Senjata Peluru Kendali C 802



Oleh: Mayor Laut (P) Rudhi Aviantara - Komandan KRI Layang 805 (Anggota Dewan Penasehat Harian TANDEF) beserta Tim Perwira KRI Layang 805

1. Umum

Rudal C 802 / Yingji-82 (Yingji arti harfiahnya adalah "Serangan Elang") merupakan Rudal anti kapal permukaan yang diproduksi oleh China dan pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1989 oleh China Haiying Electro Mechanical Technology Academy (CHETA). Rudal ini memiliki kemampuan pantulan radar yang kecil, lintasan terbang yang rendah (sekitar 5 sampai 7 meter di atas permukaan laut) dan anti jamming yang tinggi, sehingga kapal sasaran mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi pula untuk menghambat Rudal C 802. Kemungkinan perkenaan dari Rudal ini terhadap sasaran adalah sekitar 98%.

Rudal C 802 dapat diluncurkan dari berbagai platform antara lain kendaraan darat bergerak/semi bergerak, kapal permukaan, kapal selam dan pesawat tempur. Sasaran utama Rudal C 802 adalah kapal type destroyer, frigate, landing ship atau sasaran permukaan laut yang lain. Selain itu Rudal C 802 dapat digunakan untuk menyerang sasaran di darat. Rudal ini memiliki sistem pendorongan booster dan turbojet sehingga mampu terbang dengan kecepatan subsonik (0,8 - 0,9 Mach ; 1 Mach = 344 meter/detik).

CASIC (China Aerospace Scientific Industry Cooperation) adalah pabrik pembuat Rudal C 802 yang merupakan modifikasi versi C 801 (setara dengan Rudal Exocet MM 38 buatan Perancis), sedangkan Rudal C 802 memiliki kemampuan dan akurasi setara dengan Rudal Harpoon buatan Amerika Serikat.

Modifikasi mendasar pada Rudal C 802 adalah penambahan sistem Turbo Jet untuk menghembuskan udara sehingga menambah jarak jangkaunya. China terus mengembangkan Rudal jenis ini. Jenis Rudal yang diluncurkan dari Pesawat Udara adalah C 802K (YJ-82K), bahkan C 802 sudah dimodifikasi menjadi C 803 / YJ-83 yang mempunyai jarak jangkau 150-200 km sehingga merupakan Rudal supersonik. Negara-negara pengguna Rudal C 802 antara lain : Indonesia, Bangladesh, Iran, Thailand, Pakistan, Myanmar.

2. Data -Data Teknis dan Taktis Rudal C 802

a. Produsen : CASIC
b. Jenis : Surface to Surface Missile.
c. Jarak Efektif : 10-120 km
d. Kecepatan Jelajah : 0,8 -0,9 Mach
e. Ketinggian Jelajah : 20 m
f. Terminal Flight Altitude : 5 m (sea state 1-3) , 7 m (sea state 4-5)
g. Panjang : 6,383 m
h. Diameter : 0,36 m
i. Wing Span : 1,22 m (tidak terlipat) ; 0,72 m (terlipat)
j. Berat : Take Off Weight 705 kg; Stage II Weight 520 kg
k. Moda Pemandu : Self Control Mode & Self Guidance Mode.
l. Warhead : Semi Armour Piercing Blast Type dengan berat 150 kg.
m. Daya Ledak : Satu Rudal mampu menghantam kapal perang sekelas destroyer 3.000 ton sehingga mengakibatkan kerusakan serius atau menghilangkan kemampuan tempurnya.
n. Fuse: Electromechanical Contact Time Delay Fuze.
o. Probabilitas Pencarian Akuisisi Target :

1) Jarak antara 10-90 km (98%)
2) Jarak antara 90-120 km (95%)

p. Probabilitas Target Hitting Saat Fase Self Guidance : 90%

3. Kemampuan Rudal C 802

a. Jangkauan di balik Cakrawala (Over The Horizon Target). Rudal C 802 mampu terbang dengan jarak maksimal 120 km dan memiliki sarana untuk menerima input data dari GPS. Hal ini tentunya sangat berguna untuk menghancurkan lawan yang berada di balik cakrawala.

b. Kemampuan Segala Cuaca. Kebutuhan untuk terus menerus mampu operasional di semua kondisi alam menuntut Rudal C 802 mampu bekerja pada segala cuaca. Faktor lingkungan yang mempengaruhi Rudal ini adalah Sea State dan Rainfall. Rudal C 802 dapat dioperasikan pada kondisi sea state 5 (ketinggian gelombang s/d 5 m) dengan curah hujan maksimal 7,5 mm/jam.

c. Mandiri Setelah Take Off. Setelah Rudal lepas dari peluncur container, maka Rudal bergerak berdasarkan data dari KRI, kemudian mencari target sesuai dengan Radar seeker yang ada dalam Rudal.

d. Kemampuan Bertahan Yang Tinggi. Kemampuan terhadap sistem pertahanan lawan dalam bentuk penghindaran terhadap Perang Elektronika (Pernika) lawan (4 kemampuan anti jamming yaitu anti sea clutter, frequency agility, anti noise jamming dan anti range gate pull off / pancaran radar jammer dipantulkan pada posisi sedekat mungkin dengan echo pantulan platform jammer. Selain itu Rudal ini juga mampu homing pada jarak 3-8 km (short range) dan 7-15 km (long range).

e. Memiliki Kehandalan Tinggi. Rudal C 802 dilengkapi dengan fasilitas sistem "Simulate Mode" untuk mengetahui kondisi kesiapan sistem kendali senjata yang ada di KRI serta fungsi "Pre Launch Check" untuk mengetahui kondisi kesiapan Rudal itu sendiri.

4. Flight Trajectory

Lintasan terbang Rudal C 802 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :


Gambar Flight Trajectory Rudal C 802
Gambar Flight Trajectory Rudal C 802

1) Self Control Phase (A-F) : adalah phase terbang Rudal sesuai setting dari MFCD . Terdiri dari :

a) Boost Phase (A-B) : adalah phase saat Rudal mulai meninggalkan launcher container. Kondisi yang dibutuhkan sebelum launch adalah :

(1) Pre-Launch Check menunjukkan Rudal normal
(2) Limiter Out
(3) Full Open
(4) Target berada pada Firing Sector
(5) Data target akurat
(6) Ignition Arm (Booster siap dipicu)

Apabila kondisi tersebut sudah terpenuhi maka Rudal telah siap meluncur. Dan apabila tombol launch ditekan, maka dalam interval waktu 3-10 detik Rudal akan meluncur (sliding 2 m terlebih dulu), meninggalkan launcher container (titik A) menuju B. Sesaat setelah meninggalkan A (interval waktu 1,2 detik). Seluruh peralatan elektronika yang berada di autopilot cabin telah bekerja.

b) Climb Phase (B-C) : adalah phase "pendakian" Rudal untuk mencapai ketinggian maksimum. Saat di titik B menuju titik C, Booster terlepas dari Rudal (kurang lebih 500m dari kapal peluncur) dan pendorongan digantikan oleh Turbojet Engine.

c) High Altitude Level Flight Phase (C-D) : adalah phase saat Rudal telah mencapai ketinggian maksimum (130-140 meter) dan sustainer sudah bekerja. Altimeter telah bekerja aktif mengirimkan sinyal menunjukkan ketinggian.

d) Gliding Phase (D-E) : adalah phase saat Rudal mulai "gliding" (setelah 8 detik launch dan command K1 diberikan). Pada saat altimeter menunjukkan ketinggian 100 m timbullah command G , yaitu perintah untuk turun ke ketinggian 20 meter dan altimeter mulai terlibat aktif dalam sistem kontrol Rudal.

e) Level Flight Phase (E-F) : adalah phase saat Rudal terbang dengan ketinggian 20 meter, setelah terbang kurang lebih 19 detik. Timer mengirimkan sinyal ke radar untuk mulai bekerja sebelum fase self control flight habis. Hal ini dimaksudkan agar Rudal memiliki kesempatan untuk mencari posisi aktual dari target.

2) Self Guidance Phase : adalah fase terbang Rudal dengan pengendalian sepenuhnya oleh Rudal itu sendiri. Merupakan kelanjutan dari Self Control Phase,
terdiri dari :

a) Secondary Altitude Descending Phase (F - G - H) : saat command K3 di berikan, radar mulai bekerja dan terlibat dalam sistem kontrol Rudal. Mode guidance berubah dari self control phase menjadi self guidance phase. Pergerakan Rudal sudah dikendalikan sepenuhnya oleh autopilot dengan referensi dari radar.
0,6 detik setelah radar mentrack sasaran (homing radar) pada jarak 3-8 km (short range) atau 7-15 km (long range).

b) Diving Phase (H-I) : pada phase ini radar akan mengeluarkan signal Diving Command yaitu pada saat jarak ke target kurang lebih 500 m, Rudal menukik menuju ke garis air kapal sasaran untuk mendapatkan percepatan menembus badan kapal dan akhirnya meledak.

5. Bagian Rudal C 802

Rudal C 802 dibagi menjadi 2 stage:
Bagian Rudal C 802

a. Stage 1 Missile Body, terdiri dari :

1) Booster bekerja selama 3-4 detik dan mampu memberikan percepatan sehingga kecepatan Rudal mampu mencapai 0,9 Mach.

2) Connection Cabin yang berfungsi untuk menghubungkan Booster dengan Stage 2 Missile Body. Setelah Booster habis explosive bolt akan meledak sehingga stage 1 terlepas dari stage 2 Rudal.

3) Tail Stabilizer yang berfungsi untuk menjaga kestabilan Rudal pada saat meluncur dengan booster. Fin bagian luar dapat dilipat 135 derajat mengelilingi sumbu dan akan terkunci secara otomatis pada saat dilepas.

b. Stage 2 Missile Body, terdiri dari :

1) Radar Cabin dengan fungsi Homing Radar : Search & Track target secara otomatis.

2) Warhead Cabin.Bagian depan Warhead Cabin terhubung dengan Radar Cabin dan pada bagian belakang terhubung dengan Autopilot Cabin. Type Warhead adalah semi armour piercing dengan berat bahan peladak 155 kg dapat menenggelamkan atau menimbulkan kerusakan serius apabila mengenai sasaran destroyer 3.000 ton. Pada bagian depan berbentuk runcing tidak beraturan untuk menghindari ricochet pada saat membentur sasaran dan pada bagian samping terdapat 16 proyektil yang akan terhambur dengan energi yang sangat kuat untuk dapat menembus dinding yang tebal pada saat warhead meledak. Pemicu peledakan Warhead adalah fuse XJ-202 yang diaktifkan oleh timer dan impact.

3) Autopilot Cabin. Auto Pilot merupakan sistem pengontrol otomatis pergerakan Rudal, dengan menggunakan data input dari seting awal, 3 buah gyro, timer, altimeter dan radar, control unit akan mengolah data masukan untuk mengontrol pergerakan fin melalui Servo dan Clutch Actuator selama tahap penerbangan self control phase. Pada tahap penerbangan self guide phase, Control Unit menerima data input dari Homing Radar untuk mengarahkan Rudal ke sasaran.

4) Fuel Tank Cabin (Kabin Tangki Bahan Bakar) merupakan bagian dari badan Rudal. Sebuah Tangki bahan bakar lunak terpasang pada kabin ini. Bahan bakar cair yang diperlukan oleh turbojet Rudal tersimpan disini. Pada bagian luar kabin ini terdapat empat buah Wing Connectors.

5) Inlet Cabin yaitu saluran udara ini dipakai sebagai saluran inlet udara dari luar ke turbine engine. Pada bagian dalam kabin ini terpasang komponen penting Rudal di antaranya missile born battery, relay box, DC Power Supply, Radar static converter dll.

6) Engine Cabin. FP-2 merupakan Turbojet axis tunggal yang di pasang pada bagian paling belakang stage 2 Rudal. Pada saat fase terbang jelajah setelah
booster lepas dari Rudal maka Turbojet inilah yang berfungsi sebagai pendorong utama Rudal untuk mendapatkan pergerakan yang aerodinamis. Turbojet sudah mulai bekerja sebelum booster lepas, dan sebagai pemicu engine start di gunakan pyrotechnical igniters.

7) Tail Cabin. Setengah badan bagian depan Tail cabin sebagai tempat bagian belakang turbojet engine, sedangkan pada setengah bagian belakang ditempatkan 4 buah stage 2 actuator untuk mengendalikan pergerakan Control Surface Fin. Pada bagan belakang kabin ini tehubung dengan connecting cabin.

6. Bagian-Bagian MFCS

Missile Fire Control System (MFCS) C-802 terdiri dari tiga bagian pokok yaitu Missile Fire Control Director (MFCD), Launcher dan Special Power Supply.

a. Missile Fire Control Director (MFCD) . MFCD merupakan bagian pokok MFCS yang bertugas mengatur dan mengkoordinir hubungan antara peralatan pendukung kapal dan operator dengan missile. MFCD ( terdiri dari beberapa peralatan yang terintegrasi yaitu :

1) Integrated Display Console. Merupakan pusat pengolahan data yang diterima dari peralatan pendukung kapal maupun masukan dari operator sekaligus mengirim dan mengontrol hasil olahan data ke missile.


Gambar Integrated Display Console (IDC)
Gambar Integrated Display Console (IDC)

2) Missile Conection Box. Atau disebut juga Missile Junction Box yang berfungsi seperti relay yang menghubungkan antara Integrated display console dan missile, jadi signal-signal dari IDC setelah diolah atau diproses akan disampaikan ke missile melalui missile connection box.

3) Missile Simulator. Didalamnya terdapat dua set sirkuit yang sama dan masing-masing mewakili satu missile. Berfungsi sebagai simulasi saat operation training dan mengecek kesesuaian dari program pre-launch check, kontrol program launch dan sirkuit-sirkuit yang terkait di dalamnya.

4) Power Supply Unit. MFCD dilengkapi dengan sebuah power supply unit yang berfungsi memberikan ground power pada kedua missile.

5) Distributor. Distrributor Berfungsi sebagai penyalur power supply untuk Integrated Display Console dan Missile Junction Box.

6) Simulator Connection Box. Simulator Connection Box Berfungsi sebagai switch signal-signal yang berasal dari missile simulator, missile junction box, dan integrated display console. Fungsi utamanya adalah untuk meyakinkan bahwa keseluruhan koneksi kabel system sudah benar dan untuk pengukuran signal-signal.

b. Launcher. Dikenal dengan nama SJ-24 launcher, adalah container type single-arm device dikombinasikan dengan ST-19 storage-transport launching container (dalam hal ini disebut launching container) untuk meluncurkan Rudal. SJ-24 launcher mempunyai struktur tubular trussed dengan membentuk sudut elevasi dan azimuth yang sudah ditentukan. Launcher memiliki data-data teknis sebagai berikut :

1) Data-data teknis :

a) Ukuran / Dimensi :

(1) Navigation state (Tanpa Kontainer) :
- Panjang = 6.520 mm
- Lebar = 900 mm
- Tinggi = 2.800 mm

(2) Launching state (Kontainer terpasang) :
- Panjang = 7.960 mm
- Lebar = 900 mm
- Tinggi = 3.050 mm

(3) Akurasi Launcher :

- Pitch angle, sudut antara launching container dengan permukaan geladak kapal : 15 derajat, +/- 5 derajat.
- Heeling angle, sudut antara guide rail launching Container dengan permukaan geladak kapal : 0 derajat +/- 30 derajat.

(4) Berat Launcher : max. 2.500 kg (terisi Rudal).

(5) Operation Temperature : -30 derajat celcius s/d +60 derajat celcius

(6) Keadaan laut /sea state : Rudal dapat efektif meluncur pada 5-level sea state; bisa aman diluncurkan Pada 9-level sea state aman untuk transportasi.

b) Komposisi dan struktur :
Gambar Missile Launcher

c. Special Power Supply. ND-14C special power supply merupakan bagian terpenting dari missile fire control system, alat ini berfungsi sebagai power supply untuk peralatan-peralatan seperti missile, missile fire-control director, launcher dan GPS dan lain-lain.

7. Penutup

Rudal C 802 sangat simple dan canggih, sudah terpasang di KRI Hiu 804 dan KRI Layang 805. Kami menanti Rudal lainnya hasil karya putra bangsa khususnya karya alumni SMA TN yang saya banggakan, semoga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar