Senin, 21 Desember 2009

Mesir Blokade Terowongan Gaza


KAIRO, KOMPAS.com- Mesir mulai pekan ini membangun pagar baru di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza. Pemerintah Mesir belum memberi komentar tentang pembangunan pagar itu. Pihak Hamas, penguasa Gaza, mengaku belum tahu soal pembangunan pagar baru tersebut.

Pejabat Departemen Luar Negeri Mesir menolak memberi konfirmasi. Berita tersebut juga muncul di harian Israel, Haaretz, bahwa Mesir sedang membangun pagar baru. Harian Israel tersebut menjadikan berita dengan mengutip sebuah sumber di pemerintahan Mesir.

Panjang pagar baru itu direncanakan 10-11 kilometer dengan kedalaman 20-30 meter. Kedalaman seperti ini bertujuan menyumbat akses bagi terowongan yang digali dari sisi Gaza.

Blokade Israel membuat warga Gaza membangun terowongan sebagai sarana untuk memperlancar mobilitas. Gaza-Mesir memiliki Gerbang Rafah di perbatasan, tetapi dikontrol Uni Eropa serta turut diawasi Israel.

Gerbang tersebut tidak dibuka permanen sebagaimana layaknya gerbang-gerbang lain yang menghubungkan sejumlah negara.

Pembangunan pagar baru itu akan menggantikan pagar lama yang sudah ada, seperti terlihat pada gambar.

Pembangunan pagar baru itu diperkirakan memakan waktu 18 bulan, dan dibuat dari bahan logam yang dibuat khusus di AS. Bahan pagar itu tidak bisa ditembus dan antibakar.

Pagar logam itu sudah selesai dibangun sepanjang 4 kilometer di utara pintu Gerbang Rafah dan kini tinggal dibangun di selatan Gerbang Rafah itu.

Para saksi mata dari kaum petani setempat mengungkapkan sedang ada aktivitas di perbatasan, seperti pemotongan sejumlah pohon yang diduga untuk pembangunan pagar itu.

Tidak akan mencegah

Para analis menyebut, pagar baru Mesir tidak akan mencegah aksi penyelundupan dari Mesir ke Jalur Gaza dan sebaliknya. Warga Palestina di Jalur Gaza akan membangun terowongan yang lebih dalam lagi.

Salah seorang pemimpin Hamas, Khalil Hayya, mengatakan, jika pintu Gerbang Rafah terbuka, rakyat tidak mungkin memilih jalan terowongan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Menurut Hayya, Mesir memiliki hak melindungi keamanannya dan Hamas tidak mengetahui informasi pembangunan pagar baru di sepanjang perbatasan dengan Mesir. ”Hamas hanya tahu bahwa ada tim Uni Eropa yang selalu mengontrol perbatasan Mesir-Jalur Gaza,” ungkapnya.

Ia menegaskan, Mesir sebagai saudara dan tetangga dituntut memenuhi segala kebutuhan Jalur Gaza selama Israel menolak memenuhi kebutuhan itu.

Para penyelundup juga mengatakan pagar baru itu tidak mampu mencegah mereka memasok kebutuhan warga Gaza. Seorang penyelundup, yang tidak mau disebutkan namanya, kepada kantor berita Agence France Presse (AFP) membenarkan pembangunan pagar itu.

Dia bahkan mengatakan sejumlah lembaran baja sudah ada yang ditancapkan ke dalam tanah. Namun, baja itu tidak kebal pada penyelundupan. Dia menambahkan bahwa dari lapisan baja yang sudah ditanam itu sudah diterobos. Terowongan baru sudah terbentuk.

”Tidak akan pernah ada persoalan untuk membangun terowongan. Atau jika baja itu tidak bisa ditembus, warga hanya perlu membuat terowongan yang lebih dalam lagi,” kata sumber tersebut.

Semenjak blokade ketat oleh Israel atas Jalur Gaza pada 2001, terowongan Gaza-Mesir menjadi penghubung utama Gaza ke luar. Walau Gaza memiliki pantai, mereka tidak bisa menggunakannya untuk transportasi barang karena diblokade ketat oleh Israel.

Blokade Israel, yang didukung Mesir, telah memicu kemarahan besar dari Arab. Mesir dianggap lebih mau menuruti Israel ketimbang memenuhi kebutuhan 1,4 juta jiwa warga Jalur Gaza soal akses mobilitas. (AFP/AP/Reuters/mon/mth)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar